BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebangkitan nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat
persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan republik Indonesia. Bangkitnya nasionalisme di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia yang ditandai adanya kemenangan
Jepang atas Rusia pada tahun 1905.
Sebab-sebab bangkitnya nasionalisme di Indonesia dan tumbuhnya
pergerakan nasional Indonesia itu, tidak hanya dipengaruhi adanya pengaruh dari
luar Indonesia saja. Namun reaksi pada masa sebelum tahun 1905 yang pernah
dicetuskan dengan adanya perlawanan senjata di berbagai daerah, seperti
perlawanan Pattimura, Diponegoro, Si Singamangaraja serta
Hassanudin. Hal ini telah membuktikan nyata adanya semangat
nasionalisme telah lam bergejolak pada adda bangsa Indonesia sebagai reaksi
terhadap penderitaan lahir dan batin akibat kolonialisme.
Penderitaan lahir batin yang tak tertahankan lagi ditambah pengaruh
kejadian-kejadian didalam maupun diluar tanah air yang merupakan dorongan yang
mempercepat lahirnya pergerakan nasional dan titik berangkat lahirnya Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai organisasi pelajar guna memajukan
kepentingan-kepentingan priyayi rendah, dimana jangkauan geraknya terbatas pada
penduduk Pulau Jawa dan Madura. (M.C.Ricklefs : 1998 : 249)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan
bebrapa maslah yang ingin dipecahkan, yaitu :
1.
Bagaimana latar belakang lahirnya organisasi
Budi Utomo di Indonesia?
2.
Apa saja tujuan berdirinya Budi Utomo di
Indonesia?
3.
Bagaimana reaksi Belanda terhadap kelahiran
Budi Utomo di Indonesia?
4.
Bagaimana perkembangan organisasi Budi Utomo
di Indonesia?
5.
Mengapa Budi Utomo tidak terjun langsung ke
lapangan politik seperti organisasi yang kemudian lahir setelahnya?
6.
Mengapa organisasi Budi Utomo berakhir?
C.
Tujuan
Sejalan dengan rumusan
masalah tersebut maka yang menjadi tujuan utama dalam makalah ini adalah untuk
:
1.
Mengetahui latar belakang lahirnya organisasi
Budi Utomo di Indonesia.
2.
Mengetahui tujuan berdirinya Budi utomo di
Indonesia.
3.
Mengetahui reaksi Belanda terhadap kelahiran
Budi Utomo di Indonesia.
4.
Mengetahui perkembangan organisasi Budi Utomo
di Indonesia.
5.
Mengetahui penyebab ketidakhadiran Budi Utomo
dalam lapangan politik Indonesia pada waktu itu.
6.
Mengetahui penyebab berakhirnya organisasi
Budi Utomo di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Lahirnya Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Budi Utomo merupakan
sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh Dr.Sutomo dan para mahasiswa
STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr.Cipto
Mangoenkeosoemo dan Soeraji serta R.T Ario Tirtokusumo, yang didirikan di
Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan
serta tidak bersifat politik.
Berdirinya Budi Utomo tak
bisa lepas dari peran Dr. Wahidin Sudirohusodo. Walaupun bukan pendiri Budi
Utomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Dr.Sutomo dan kawan-kawan untuk
mendirikan organisasi pergerakan nasional ini. Dr.Wahidin Sudirohusodo sendiri
adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di
Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi
pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan
ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan
ternyata mereka menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut dan dari
sinilah awal perkembangan menuju keharmonisan bagi orang Jawa dan Madura.
B. Tujuan Berdirinya Organisasi Budi Utomo di
Indonesia
Budi utomo sebagai
organisasi pelajar yang baru muncul ini, secara samar-samar merumuskan
tujuannya untuk kemajuan Hindia, dimana yang jangkauan gerak semulanya hanya
terbatas pada Pulau Jawa dan Madura yang kemudian diperluas untuk penduduk
Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin
dan agama. Namun dalam perkembangannya terdapat perdebatan mengenai tujuan Budi
Utomo, dimana Dr.Cipto Mangunkusumo yang bercorak politik dan radikal,
Dr.Radjiman Wedyodiningrat yang cenderung kurang memperhatikan keduniawian
serta Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) yang lebih banyak memperhatikan reaksi
dari pemerintah kolonial dari pada memperhatikan reaksi dari penduduk pribumi.
Setelah perdebatan yang
panjang, maka diputuskan bahwa jangkauan gerak Budi Utomo hanya terbatas pada
penduduk Jawa dan Madura dan tidak akan melibatkan diri dalam kegiatan politik.
Bidang kegiatan yang dipilihnya pendidikan dan budaya. Pengetahuan bahasa
Belanda mendapat prioritas utama, karena tanpa bahasa itu seseorang tidak dapat
mengharapakan kedudukan yang layak dalam jenjang kepegawaian kolonial. Dengan
demikian Budi Utomo cenderung untuk memejukan pendidikan bagi golongan priyayi
dari pada bagi penduduk pribumi pada umumnya. Slogan Budi Utomo berubah dari
perjuangan untuk mempertahnkan penghidupan menjadi kemajuan secara serasi. Hal
ini menunjukkan pengaruh golongan tua yang moderat dan golongan priyayi yang
lebih mengutamakan jabatannya. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto
: 1984 : 178)
C.
Reaksi Belanda terhadap berdirinya Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Kehadiran Budi Utomo di Indonesia mengundang reaksi yang kurang enak
dari orang Belanda yang tidak senang dengan kehadiran “si Molek “ dan
mengatakan bahwa orang Jawa makin banyak “cincong”. (Prof.Dr.Suhartono : 2001 :
30)
Lain halnya menurut M.C.Ricklefs dalam bukunya Sejarah Indonesia Modern
yang menyebutkan bahwa Gubernur Jenderal van Heutsz yang menyambut baik Budi
Utomo, sebagai tanda keberhasilan politik ethis yang menghendakaki adanya suatu
organisasi pribumi yang progresif-moderat yang dikendalikan oleh para pejabat
yang maju. Namun pejabat –pejabat Belanda lainnya mencurigai Budi Utomo yang
dianggap sebagai gangguan yang potensial.
D.
Perkembangan Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Pancaran eksistensi Budi Utomo di Indonesia dibuktikan dengan
diadakannya konggresnya yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober
1908. Dalam waktu singkat Budi Utomo mengalami perubahan orientasi. Kalau
semula orientasinya terbatas pada kalangan priyayi maka menurut edaran yang
dimuat dalam Bataviaasch Nieuwsbladtanggal 23 Juli 1908, Budi Utomo cabang
Jakarta menekankan cara baru bagaimana memperbaiki kehidupan rakyat.
Di dalam konggres
tersebut menghasilkan beberapa keputusan,sebagai berikut :
1.
Tidak mengadakan kegiatan politik
2.
Bidang utama
adalah pendidikan dan kebudayaan
3.
Terbatas wilayah Jawa dan Madura
4.
Mengangkat Raden Adipati Tirtokusumo (Bupati
Karanganyar) sebagai ketua Budi Utomo.
Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru
BU yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak
anggota muda yang memilih untukmenyingkir. Dibawah kepengurusan generasi tua,
kegiatan Budi Utomo yang awalnya terpusat di bidang pendidikan, sosial, dan
budaya, akhirnya mulai bergeser di bidang politik. Strategi perjuangan BU juga
ikut berubah dari yang awalnya sangat menonjolkan sifat protonasionalisme
menjadi lebih kooperatif dengan pemerintah kolonial belanda.
Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Budi
Utomo. Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goeroe Desa
dan beberapa petisi, yang di buatnya kepada pemerintah berhubung dengan usaha
meninggikan mutu sekolah menengah pertama. Tatkala kepemimpinan pengurus pusat
makin melemah, maka cabang-cabang BU melakukan aktivitas sendiri yang tidak
banyak hasilnya. Pemerintah yang mengawasi perkembangan BU sejak berdirinya,
dengan penuh perhatian dan harapan akhirnya menarik kesimpulan bahwa pengaruh BU
terhadap penduduk pribumi tidak begitu besar.
Pada tahun 1912 terjadi pergantian pemimpin dari Tirtokusumo ke tangan
Pangeran Noto Dirodjo yang berusaha dengan sepenuh tenaga mengejar ketinggalan.
Dengan ketua yang baru itu,perkembangan Budi Utomo tidak begitu pesat lagi.
Hasil-hasil yang pertama di capainya yaitu perbaikan pengajaran di daerah
kesultanan dan kasunanan. Budi utomo mendirikan organisasi darmoworo. Tetapi
hasilnya tidak begitu pesat. Dalam masa kepemimpinannya terdapat dua organisasi
nasional lainnya yaitu syarekat Islam dan Indische Partij. Kedua partai
tersebut merupakan unsur-unsur yang tidak puas terhadap Budi Utomo.
Kekuatan Budi Utomo kembali bangkit sejak mulai pecahnya Perang Dunia I
pada tahun 1914. Berdasarkan adanya kemungkinan intervemsi kekuasaan asing maka
Budi Utomo melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dan yang pertama
mengajukam gagasan wajib militer pribumi. Diskusi yang terjadi berturut-turut
dalam pertemuan-pertemuan setempat justru menggeser perhatian rakyat dari soal
wajib militer kearah soal perwakilan rakyat, sehingga dikirimlah ebuah misi
kenegri Belanda oleh komite” Indie Weerbaar “ untuk pertahanan India dalam
tahun 1916-1917 yang merupakan pertanda masa yang amat berhasil bagi Budi
Utomo.
Dwidjosewoyo sebagai wakil Budi Utomo dalam misi tersebut berhasil
mengadakan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin Belanda terkemuka keterangan
menteri urusan jajahan tentang pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) yang waktu
itu dibicarakan didalam dewan perwakilan rakyat Belanda, dimana ia menekankan
badan itu akan dijadikan Dewan Perwakilan Rakyat yang nantinya akan
menggembirakan anggota misi Budi Utomo. Undang-undang wajib militer gagal
sebaliknya undang-undang pembentukan Volksraad disahkan pada bulan November
1914 .
Di dalam sidang Volksraad wakil-wakil Budi Utomo masih tetap
berhati-hati dalam melancarkan kritik terhadap kebijaksanaan politik
pemerintah. Sebaliknua para anggota pribumi yang lebih radikal dan juga anggota
sosialis Belanda di dalam Volksraad melaukan kritik terhadap pemerintah dengan
memakai kesempatan adanya krisis bulan November 1918 di negeri Belanda mereka
menuntut perubahan bagi Volksraad dan kebijakan politik negeri Belanda umumnya
sampai akhirnya dibentuk sebuah komisi pada tahun 1919.
E.
Penyebab ketidakhadiran Organisasi Budi Utomo dalam Lapangan Politik
Indonesia
Mengapa Budi Utomo tidak
langsung terjun ke lapangan politik seperti organisasi yang kemudian lahir?
Rupanya Budi Utomo menempuh cara dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
pada waktu itu sehingga wajar jika Budi Utomo berorientasi pada kultural.
Tindakan yang tepat ini berarti Budi Utomo tanggap terhadap politik kolonial
yang sedang berlaku. Contohnya ialah bahwa pemerintah sudah memasang
rambu Regeerings Reglement (RR) pasal 111 yang bertujuan membatasi
hak untuk rapat dan berbicara, dengan perkataan lain adanya pembatasan hak
berpolitik.
Selama RR masih berlaku
maka kegiatan Budi Utomo hanya terbatas pada bidang sosio-kultural. Ini
merupakan bukti bahwa Budi Utomo selalu menyesuaikan diri dengan keadaan
sehingga gerakan kultural lebih mewarnai kegiatan Budi Utomo pada fase awal.
Kebudayaan sendiri dijunjung tinggi guna menghargai harkat diri agar mampu
menghadapi kultur asing yang masuk. (Prof.Dr. Suhartono : 2001 : 32)
F.
Penyebab berakhirnya Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Pada dekade ketiga abad XX kondisi-kondisi sosio-politik makin matang
dan Budi Utomo mulai mencari orientasi politik yang mantap dan mencari massa
yang lebih luas. Kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintah kolonial,
khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional maka Budi Utomo mulai kehilangan
wibawa, sehingga terjadilah perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam Budi
Utomo. Selain itu juga, karena Budi Utomo tidak pernah mendapat dukungan massa,
kedudukannya secara politik kurang begitu penting, sehingga pada tahun 1935
organisasi ini resmi dibubarkan. (M.C.Ricklefs : 1998 : 251)
Tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yaitu :
1.
Adanya kesulitan finansial.
2.
Adanya sikap Raden Adipati Tirtokusumo yang
lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial dari pada rakyat.
3.
Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi
dibanding rakyat jelata.
4.
Keluarnya anggota dari gologan mahasiswa.
5.
Bahasa Belanda lebih menjadi prioritas utama
dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
6.
Priyayi yang lebih mementingkan jabatan lebih
kuat dibandingkan jiwa nasionalisnya.
Identifikasi 5W 1 H
What : Berdirinya Budi Utomo
Who : Dokter Wahidin Sudirohusodo
When : 1908
Where : Jakarta
Why :
Dokter Wahidin Sudirohusodo ingin memajukan pendididkan serta membiayai
anak-anak pandai
yang tidak dapat bersekolah
How :
1. Awal Adab 20 banyak tampil beberapa
dokter sebagai penggerak bangsa seeperti Dokter Sun Yat Sen. Para Dokter
Indonesia pun tidak kalah, seperti Dokter Wahidin Sudirohusodo yang akhirnya
bangkit karena dihadapkan berbagai masalah di Indonesia termasuk masalah
pendididkan.
2. Dokter Wahidin Sudirohusodo dengan
giat menyebarkan cita-citanya agar di pulau Jawa dibentuk perkumpulan untuk
pendidikan. Yang Akhirnya hal tersebut tercapai dan disambut baik oleh berbagai
siswa sekolah Dokter Jawa di Jakarta seperti Sutomo, Gunawan Mangunharjo, Cipto
Mangunkusumo dan lain-lain. Yang akhirnya tanggal 23 Mei 1908, Sutomo dan
kawan-kawan mendirikan suatu perkumpulan
bernama Budi Utomo di Jakarta.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh
Dr.Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche
Arsten) yaitu Goenawan, Dr.Cipto Mangoenkeosoemo dan Soeraji seta R.T Ario
Tirtokusumo. Berdirinya Budi Utomo tak bisa lepas dari peran Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Jangkauan gerak Budi Utomo hanya terbatas pada penduduk Jawa dan
Madura dan tidak akan melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan
yang dipilihnya pendidikan dan budaya.
Kehadiran Budi Utomo di Indonesia mengundang reaksi yang baik. Budi
Utomo dianggap sebagai tanda keberhasilan politik ethis yang menghendakaki
adanya suatu organisasi pribumi yang progresif-moderat yang dikendalikan oleh
para pejabat yang maju. Namun pejabat –pejabat Belanda lainnya mencurigai Budi
Utomo yang dianggap sebagai gangguan yang potensial. Dalam perekembangannya
Budi Utomo mengalami fluktuasi. Budi Utomo menempuh cara dan menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi pada waktu itu sehingga wajar jika Budi Utomo
berorientasi pada kultural. Tindakan yang tepat ini berarti Budi Utomo tanggap
terhadap politik kolonial yang sedang berlaku.
Pada dekade ketiga abad XX kondisi-kondisi sosio-politik makin matang
dan Budi Utomo mulai mencari orientasi politik yang mantap dan mencari massa
yang lebih luas. Kebijakan politik yang dilakukan oleh pemerintah kolonial,
khususnya tekanan terhadap pergerakan nasional maka Budi Utomo mulai kehilangan
wibawa, sehingga terjadilah perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam Budi
Utomo. Selain itu juga, karena Budi Utomo tidak pernah mendapat dukungan massa,
kedudukannya secara politik kurang begitu penting, sehingga pada tahun 1935
organisasi ini resmi dibubarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Suhartono.
2001. Sejarah pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908 -
1945. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ricklefs.
1998. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Poesponegoro, Marwati
Djoened. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta : Balai Pustaka.
Belum ada tanggapan untuk "MAKALAH 5W 1H TENTANG SEJARAH BUDI UTOMO"
Post a Comment